Hot news

Memperingati Kanker Payudara Dunia, Diwarnai Hari Tanpa Bra

09.24
Memperingati Kanker Payudara Dunia, Diwarnai Hari Tanpa Bra

Tonnymarezco.com - Bulan Oktober adalah bulan untuk memperingati penyakit kankerpayudara atau lebih dikenal dengan "No Bra Day". Tepatnya 13 Oktober kemaren para aktifis wanita memperingati hari "No Bra Day" Sedunia. Kankerpayudara adalah penyakit mematikan bagi wanita, maka dari itu kankerpayudara diperingati dengan memakai simbol pita berwarna pink.

Dilansir dari Kompas.com, Seluruh dunia, termasuk di Indonesia, menggelar berbagai kegiatan untuk menunjukkan kepedulian terhadap kankerpayudara. Bahkan, ada yang menyebut 13 Oktober sebagai gerakan No Bra Day atau Hari Tanpa Bra untuk mendukung kepedulian tersebut. No Bra Day dengan tanda pagar (tagar) #NoBraDay ini pun menjadi trending topic dunia di media sosial Twitter dan menuai kontroversi.

Baca juga: Silikon Pecah, Malinda Dee Operasi KankerPayudara 

Banyak netizen di Indonesia yang tidak setuju dengan gerakan ini menyatakan, tidak ada kaitan antara bra dan kankerpayudara. Selain itu, gerakan No Bra Day juga dinilai tidak sesuai dengan budaya Timur yang berbeda dengan budaya Barat.
"No association found between wearing a bra and breast cancer #nobraday," tulis akun Twitter @sipietz.
Sementara itu, akun @StandUpIndoPWR menuliskan, "INFO : Sebuah perusahaan farmasi terkemuka asal Inggris, Zeneca, yang menggagas program the National Breast Cancer Awareness. #NoBraDay".
"INFO : Di program ini mereka mempromosikan penggunaan mammografi sebagai instrumen ampuh untuk menanggulangi kankerpayudara. #NoBraDay," lanjut akun @StandUpIndoPWR.
Lantas apakah memang penggunaan bra dapat memengaruhi risiko kankerpayudara? Perdebatan ini juga masih berlangsung. Namun, sejauh ini, belum ada bukti mengenai penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan bra berkaitan dengan kankerpayudara. Studi terbaru menunjukkan bahwa pemakaian bra tidak memicu kanker.

Baca juga: Manfaat Semangka Bagi Kecantikan Wajah dan Kesehatan Tubuh

Penelitian tersebut melibatkan 1.500 wanita yang sudah dalam masa pasca-menopause. Ternyata, tidak ada perbedaan risiko kankerpayudara, baik bagi mereka yang menggunakan bra, maupun tidak.

Dalam asumsi sebelumnya, peneliti menganggap bra yang ketat, terutama jenis yang menggunakan kawat, dapat menghalangi proses pembuangan limbah tubuh melalui kelenjar limfa. Akibatnya, pembuangan toksin menjadi terganggu dan membuat paparan zat kimia karsinogenik semakin banyak.

Rumor mengenai kaitan kankerpayudara dan penggunaan bra ini bermula dari munculnya buku Dressed to Kill. Dalam buku itu dituliskan bahwa menggunakan bra yang cukup ketat berisiko terhadap kankerpayudara.

Kontroversi mengenai buku ini pun menarik perhatian sebuah tim dari Universitas Washington untuk segera meneliti kebenarannya. Mereka mempelajari 1.513 wanita berusia 55 sampai 74 tahun. Lebih dari 1.000 orang ternyata didiagnosis kanker jenis invasive ductal carcinoma (IDC) ataupun invasive lobular carcinoma (ILC), sementara sisanya sehat.

Setelah itu, para peneliti mewawancara satu per satu wanita tersebut. Mereka menanyakan ukuran dan lingkar bra, umur saat wanita itu mulai menggunakan bra, apakah jenis bra mereka menggunakan kawat, durasi pemakaian setiap hari, dan berapa hari penggunaan per minggu pada waktu-waktu tertentu.

Baca juga: Cara Memutihkan Kulit Dengan 4 Bahan Alami Secara Cepat

Hasilnya, peneliti tidak menemukan bukti adanya hubungan antara kankerpayudara dan semua variabel itu.

Mahasiswa doktoral yang memimpin penelitian ini, Lu Chen, mengatakan bahwa, awalnya, pertanyaan seberapa sering mereka menggunakan bra menjadi penting.

"Namun, studi kami tidak mendapat bukti bahwa penggunaan bra meningkatkan risiko terkena kankerpayudara," ungkap Chen, seperti dikutip dari situs dailymail.co.uk, beberapa waktu lalu.

Risiko kankerpayudara tidak dipengaruhi dari durasi pemakaian bra per hari, apakah jenis bra menggunakan kawat, atau usia awal memakai bra. (Sumber Kompas.com kepada Tonnymarezco.com)

Jangan Lewatkan Artikel Menarik Lainnya

0 komentar